tulisan terakhir Widjajono ( Menteri Kribo) , sebelum berangkat ke Tambora.
Minggu, 22 April 2012, 07:32 WIB
Hadi Suprapto, Iwan Kurniawan
Wakil Menteri Energi Widjajono
Partowidagdo (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
VIVAnews - Wakil Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Prof. Dr. Widjajono Partowidagdo mangkat pada 21 April 2012.
Profesor teknik perminyakan ini meninggal saat mendaki Gunung Tambora, Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat.
Mendaki adalah hobinya. Tak cuma di Indonesia, gunung-gunung tinggi di dunia juga telah dia taklukkan, seperti Himalaya di Nepal dan Gunung Kilimanjaro di Afrika.
Sebelum ke Tambora, Widjajono sempat menulis di mailing list Ikatan Alumni ITB. Inilah pesan yang diduga menjadi tulisan terakhir dia:
Mendaki adalah hobinya. Tak cuma di Indonesia, gunung-gunung tinggi di dunia juga telah dia taklukkan, seperti Himalaya di Nepal dan Gunung Kilimanjaro di Afrika.
Sebelum ke Tambora, Widjajono sempat menulis di mailing list Ikatan Alumni ITB. Inilah pesan yang diduga menjadi tulisan terakhir dia:
Kalau kita menyayangi orang-orang yang kita pimpin,
Insya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menunjukkan cara untuk
membuat mereka dan kita lebih baik. Tuhan itu Maha Pencipta, segala
kehendak-Nya terjadi.
Saya biasa tidur jam 20.00 WIB dan bangun jam 02.00
WIB pagi lalu salat malam dan meditasi serta ceragem sekitar 30 menit, lalu
buka komputer buat tulisan atau nulis email.
Dalam meditasi biasa menyebutkan:
“Tuhan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, aku sayang kepadaMu dan sayangilah aku… Tuhan Engkau Maha Pencipta, segala kehendak-Mu terjadi…”
Lalu saya memohon apa yang saya mau… (dan diakhiri dgn mengucap) “Terima kasih Tuhan atas karuniaMu.”
Subuh saya salat di masjid sebelah rumah lalu jalan kaki dari Ciragil ke Taman Jenggala (pp sekitar 4 kilometer). Saya menyapa satpam, pembantu dan orang Jualan yang saya temui di jalan dan akibatnya saya juga disapa oleh yang punya rumah (banyak pejabat, pengusaha dan diplomat), sehingga saya memulai setiap hari dengan kedamaian dan optimisme karena saya percaya bahwa apa yang Dia kehendaki terjadi dan saya selain sudah memohon dan bersyukur juga menyayangi ciptaan-Nya dan berusaha membuat keadaan lebih baik. Oh ya, Tuhan tidak pernah kehabisan akal, jadi kita tidak perlu kuatir. Percayalah…
Salam,
Widjajono
Memang, rambut kusut dan gondrong Widjajono tak seperti hatinya, begitu menurut Menteri Energi Jero Wacik. Saat berkunjung ke VIVAnews pada 30 November 2011, Widjajono menceritakan pengalaman spriritualnya: mencintai alam dan sesama. Karena itu setiap pagi saya akan memulai kedamaian dengan menyapa orang-orang yang saya temui, baik itu satpam, tukang sapu, atau yang lain.
Dalam meditasi biasa menyebutkan:
“Tuhan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, aku sayang kepadaMu dan sayangilah aku… Tuhan Engkau Maha Pencipta, segala kehendak-Mu terjadi…”
Lalu saya memohon apa yang saya mau… (dan diakhiri dgn mengucap) “Terima kasih Tuhan atas karuniaMu.”
Subuh saya salat di masjid sebelah rumah lalu jalan kaki dari Ciragil ke Taman Jenggala (pp sekitar 4 kilometer). Saya menyapa satpam, pembantu dan orang Jualan yang saya temui di jalan dan akibatnya saya juga disapa oleh yang punya rumah (banyak pejabat, pengusaha dan diplomat), sehingga saya memulai setiap hari dengan kedamaian dan optimisme karena saya percaya bahwa apa yang Dia kehendaki terjadi dan saya selain sudah memohon dan bersyukur juga menyayangi ciptaan-Nya dan berusaha membuat keadaan lebih baik. Oh ya, Tuhan tidak pernah kehabisan akal, jadi kita tidak perlu kuatir. Percayalah…
Salam,
Widjajono
Memang, rambut kusut dan gondrong Widjajono tak seperti hatinya, begitu menurut Menteri Energi Jero Wacik. Saat berkunjung ke VIVAnews pada 30 November 2011, Widjajono menceritakan pengalaman spriritualnya: mencintai alam dan sesama. Karena itu setiap pagi saya akan memulai kedamaian dengan menyapa orang-orang yang saya temui, baik itu satpam, tukang sapu, atau yang lain.
SUMBER : VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar